Para peserta sangat antusias. Sebagian peserta sudah pernah melakukan budidaya cabai namun semua menyampaikan terdapat kendala sehingga hasilnya tidak memuaskan.
Sukimi, salah satu peserta menyatakan pernah menanam cabai di pekarangan namun pucuk tanaman keriting dan berwarna kuning.
Sedangkan Sri Hartati menanyakan tanaman cabainya yang berbuah hitam keras setengah bagian.
Dijelaskan oleh tim pengabdi bahwa gangguan virus gemini yang menyebabkan keriting kuning harus segera dimusnahkan agar tidak menyebar ke tanaman lain.
Sedangkan buah keras dan hitam kering disebabkan karena gangguan jamur antraknosa yang harus dikendalikan dengan fungisida sejak dini.
“Kita bersyukur, masyarakat Desa Pekik Nyaring yang hadir sangat antusias mengikuti penyuluhan dan akan dilanjutkan pertemuan selanjutnya untuk praktik budidaya,” tutup Prof. Dr. Catur Herison, MSc.
Antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan pengabdian ini juga terlihat pada keinginan peserta dan perangkat Desa Pekik Nyaring agar kegiatan pengabdian ini tidak berhenti sampai disitu tetapi berlanjut dengan konsultasi rutin agar terwujud pemanfaatan pekarangan masyarakat dengan tanaman cabai.
Hal ini tentu menjadi respon positif bagi tim pengabdi untuk berperan aktif membina dalam pemeliharaan tanaman secara periodik pada waktu yang akan datang.