Miliki Destinasi Wisata Sejarah Unggul, Bengkulu punya Target untuk Lebih Maju Lagi
IST Benteng Malborough, sumber foto @wonderfulbengkulu--
BACAKORANCURUP.COM - Bengkulu, sebuah provinsi di pesisir barat Sumatera, hingga saat ini masih mengandalkan sektor wisata sejarah sebagai daya tarik utama bagi wisatawan asing.
Banyak turis, khususnya dari Eropa, tertarik untuk mengunjungi destinasi seperti Benteng Marlborough, Makam Inggris, Museum Bengkulu, hingga rumah bersejarah yang pernah dihuni oleh Bung Karno dan Fatmawati. Destinasi-destinasi ini menawarkan nilai sejarah yang unik dan sulit ditemukan di daerah lain.
Namun, menurut pengamat ekonomi Bengkulu, Saiful Anwar, sektor wisata non sejarah di Bengkulu masih kurang diminati oleh wisatawan asing.
Salah satu alasannya adalah kondisi wisata alam, terutama wisata pantai, yang dianggap belum terkelola dengan baik.
BACA JUGA:Kamu Harus Tahu : Ternyata Huruf E di Motor Bukan Empty, Rupanya Ini
BACA JUGA:Trik Ajaib! Bikin Kamar Lebih Luas dengan Teknik Visual
"Pantai menjadi pemandangan pertama yang dilihat oleh wisatawan yang datang dengan kapal pesiar. Tapi lihatlah kondisi pantai kita, apakah menarik bagi mereka ? Banyak pantai di daerah lain yang jauh lebih baik," ungkap Saiful.
Ia juga menyoroti potensi besar dari sumber daya alam khas Bengkulu, seperti bunga Rafflesia yang terkenal sebagai bunga terbesar di dunia.
Sayangnya, hingga kini belum ada lembaga yang mampu memetakan waktu pasti bunga Rafflesia mekar, sehingga sulit dijadikan agenda wisata yang terjadwal. Padahal, bunga ini memiliki daya tarik global yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan jika dikelola dengan baik.
Selain itu, sektor budaya juga memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Bengkulu memiliki tradisi dan seni budaya yang kaya, seperti musik dol, perayaan Tabut, dan berbagai acara budaya lainnya. Potensi ini, menurut Saiful, harus dioptimalkan sebagai daya tarik tambahan untuk memperluas minat wisatawan.
Di tingkat nasional, Bengkulu masih jauh tertinggal sebagai tujuan wisata. Destinasi seperti Yogyakarta, Bandung, dan Bali tetap menjadi primadona wisata di Indonesia.
Di kawasan Sumatera, Sumatera Utara dan Sumatera Barat masih mendominasi. Hal ini menjadi tantangan bagi Bengkulu untuk meningkatkan daya saingnya di sektor pariwisata.
Untuk mengubah kondisi ini, perlu adanya upaya kolaboratif antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas dan pengelolaan destinasi wisata. Kebersihan, infrastruktur, promosi, dan pelestarian budaya harus menjadi prioritas.
Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, Bengkulu memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.