Belasan Saksi Diperiksa, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

AKBP Eko Budiman SIK MIK MSi--
Terkait aturan ini, khususnya kemarin sudah disampaikan ke masing-masing Kapolsek soal batasan waktu pesta malam hanya sampai pukul 22.00 WIB.
Bahkan untuk pemilik hajatan memberikan surat pernyataan disaksikan Kapolsek, Kades dan Camat.
"Ini terbukti seperti yang dilaksanakan Kapolsek Selupu Rejang telah melakukannya dengan membubarkan pesta yang melebihi jam malam atau membubarkan pesta yang melanggar kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya," katanya.
Maka dari itu, kedepan agar kejadian serupa tidak terjadi sebagaimana kejadian di Desa Bandung Marga, sebut Kapolres pihaknya akan melaksanakan koordinasi dengan berbagai stakeholder.
Tidak hanya itu, Kapolres akan berkoordinasi dengan Bupati terpilih maupun Forkopimda Rejang Lebong.
"Hal ini untuk membahas peraturan daerah atau SE agar pelaksanaan pesta diperketat, guna menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya," tandasnya.
Sekedar mengulas, pesta malam di Kabupaten Rejang Lebong, Minggu dini hari 16 Februari 2025 kembali memakan korban jiwa. Dua pemuda dikabarkan meninggal dunia usai menghadiri pesta malam di Desa Bandung Marga Kecamatan Bermani Ulu Raya. Meskipun demikian, keduanya meninggal di lokasi berbeda.
Data terhimpun, korban pertama adalah Fadli Muzaki (19) yang merupakan pemuda asal Dusun I Desa Bandung Marga Kecamatan Bermani Ulu Raya (BUR).
Korban meninggal usai diduga menjadi korban tikam orang tak dikenal (OTD) saat sedang menghadiri pesta malam pada salah satu pesta di Desa Bandung Marga.
Sedangkan korban lainnya bernama Fadliando (22) warga Pasar Atas Curup karena mengalami laka, usai menabrak salah satu mobil pickup yang ada tidak jauh dari lokasi pesta, dan mengalami luka tusuk di bagian leher.