Gelombang PHK dan Pengangguran Meningkat! Apa Kabar Ekonomi Indonesia?

--

BACAKORANCURUP.COM - Indonesia menghadapi tantangan serius di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di berbagai sektor.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar, Apakah ekonomi Indonesia baik-baik saja? Data terbaru menunjukkan bahwa sejumlah sektor, terutama industri padat karya, mengalami penurunan yang signifikan.

Awal tahun 2025 ditandai dengan PHK masal yang mencakup ribuan pekerja. Salah satu kasus yang paling mencolok adalah pemutusan 12.000 karyawan Sritex Group setelah pabrik tekstil tersebut dinyatakan pailit.

Namun, ini hanya merupakan bagian kecil dari masalah yang lebih besar yang dihadapi oleh banyak pekerja di Indonesia.

Kementerian Ketenagakerjaan melaporkan bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 77.965 orang terkena PHK. Di awal tahun 2025, jumlah ini sudah mencapai 3.325 orang dalam dua bulan pertama.

BACA JUGA:Tips Anti Ngantuk saat Mudik, Bisa Mulai dari Pola Makan Anda !

BACA JUGA:10 Rekomendasi Ide Hampers Lebaran Yang Banyak Diminati

Sementara itu, Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) memperkirakan bahwa sekitar 17.000 buruh telah terdampak PHK pada periode yang sama.

Beberapa sektor yang paling terpengaruh oleh gelombang PHK ini adalah manufaktur, makanan dan minuman, serta pariwisata. Misalnya, KFC Indonesia telah mem-PHK 2.000 pekerja, dan sektor pengolahan kelapa juga mencatat penutupan beberapa pabrik yang merumahkan ribuan karyawan.

Penyebab utaa dari maraknya PHK ini meliputi serbuan barang impor, lesunya daya beli masyarakat, dan tekanan biaya hidup yang meningkat. Banyak perusahaan yang kesulitan bersaing di pasar domestik akibat tingginya biaya operasional dan kelangkaan bahan baku.

Di tengah krisis ini, para pekerja kerah putih terpaksa beralih ke pekerjaan kerah biru untuk bertahan hidup. Banyak lulusan diploma dan sarjana kini melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga atau sopir, mencerminkan pergeseran drastis dalam dunia kerja.

Dampak dari gelombang PHK ini bukan hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Dengan hilangnya pendapatan bagi ribuan keluarga, daya beli masyarakat akan tergerus, yang pada gilirannya mempengaruhi konsumsi domestik—sektor utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan solusi strategis untuk mendukung para pekerja yang terdampak dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Tanpa langkah-langkah yang tepat, masa depan ekonomi Indonesia bisa semakin suram.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan