Dibalik Lamborghini Ringsek, Terkuak Amalan Rahasia Kesuksesan Gabriel Rey

IST Sosok Gabriel Rey yang memiliki mobil lamborghini bertuliskan "Bitcoin 100K", sumber foto @gabrielrey99--
BACAKORANCURUP.COM - Nama Gabriel Rey mungkin belakangan ramai diperbincangkan publik setelah mobil Lamborghini Revuelto berwarna kuning mencolok miliknya mengalami kecelakaan hebat di Tol Jombang pada Jumat, 2 Mei 2025.
Kendaraan mewah bertuliskan “Bitcoin 100K” itu menabrak sebuah Suzuki Ignis, dan insiden tersebut sontak menjadi sorotan.
Namun, di balik kisah kontroversial itu, tersimpan cerita inspiratif dari seorang pengusaha yang membangun impiannya dari nol, dengan keyakinan kuat pada kekuatan berbagi.
BACA JUGA:Kentut Bau Telur Busuk ? Ini Penyebab dan Solusi Alaminya
BACA JUGA:Akio Toyoda Soroti Fakta Mobil Listrik, Ramah Lingkungan atau Justru Sebaliknya ?
Gabriel Rey dikenal sebagai salah satu pionir dalam industri kripto di Indonesia. Ia adalah pendiri sekaligus CEO dari Triv, sebuah platform perdagangan aset digital yang kini telah digunakan oleh jutaan orang dan berada di bawah pengawasan Bappebti.
Keberhasilannya dalam membesarkan Triv bukanlah hasil instan. Di balik kesuksesan besar yang diraihnya hari ini, terdapat perjalanan panjang yang penuh kerja keras, prinsip hidup yang teguh, dan amalan sosial yang tak pernah berhenti dilakukan.
Lahir dari keluarga pengusaha, Gabriel tumbuh dalam lingkungan yang akrab dengan dunia bisnis. Ayahnya berkecimpung di properti, sementara sang ibu menjalankan usaha di bidang ritel.
Meski lahir di keluarga yang berkecukupan, orangtuanya tidak membesarkannya dengan kemanjaan. Sejak kecil, Gabriel diajarkan untuk mandiri, menghargai uang, dan mencari penghasilan sendiri.
Pengalaman bisnis pertamanya dimulai saat duduk di bangku SMA. Karena hanya diberi uang saku dalam jumlah terbatas, ia pun mencari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ia memilih untuk berjualan selotip ke berbagai pabrik dan perusahaan pengemasan. Berkat koneksi keluarganya, Gabriel bisa mendapatkan sistem pembayaran tempo dari distributornya, sehingga ia dapat menjalankan bisnis tanpa harus memiliki modal besar terlebih dahulu.
Usaha kecil itu menjadi batu loncatan penting bagi Gabriel. Ia belajar tentang pemasaran, manajemen keuangan, dan menjalin hubungan dengan klien. Keuntungan yang didapat pun cukup besar untuk ukuran anak SMA, bahkan ia menyebut bahwa hasil dari bisnis itu bisa digunakan untuk keperluan pribadi hingga berkencan.
Setelah lulus kuliah, Gabriel sempat bekerja di dunia IT. Pada tahun 2012, ia mulai mengenal bitcoin dan merasa penasaran dengan konsep teknologi blockchain yang menggerakkan aset digital ini.