Swiss Kembangkan Panel Surya di Rel Kereta, Indonesia Siap Ikuti Jejak !

IST Teknologi panel surya di kereta api--
BACAKORANCURUP.COM - Sebuah terobosan baru dalam pemanfaatan energi terbarukan hadir dari Swiss. Startup teknologi asal negeri tersebut, Sun-Way, telah mengembangkan sistem panel surya revolusioner yang dapat dipasang langsung di atas jalur rel kereta api.
Teknologi ini tidak hanya unik dari sisi konsep, tetapi juga digadang-gadang sebagai yang pertama di dunia karena mampu diinstal tanpa mengganggu lalu lintas kereta api yang masih aktif.
Dilansir dari swissinfo.ch, Sun-Ways kini tengah melakukan uji coba terhadap panel surya tersebut di Buttes, Swiss. Uji coba ini dilakukan sepanjang 100 meter rel sebagai tahap awal untuk mengamati performa sistem dalam kondisi operasional nyata.
Panel surya ini dirancang agar dapat dipasang dan dilepas dalam waktu singkat, hanya membutuhkan beberapa jam dengan bantuan mesin khusus. Instalasi dilakukan pada bagian bantalan rel, sehingga tidak mengganggu struktur utama jalur kereta maupun proses pemeliharaan rutin.
Lebih lanjut, sistem ini dilengkapi dengan fitur pembersih otomatis yang terpasang pada bagian bawah kereta. Fitur tersebut memungkinkan panel tetap bersih dari debu atau kotoran yang dapat mengurangi efisiensi penyerapan cahaya matahari.
Dengan demikian, selain menjamin keberlanjutan operasional kereta, panel surya ini juga dijaga agar tetap optimal dalam menghasilkan energi listrik.
Gagasan inovatif ini digagas oleh Josepsh Scuderi, pendiri Sun-Ways, sejak tahun 2020. Ia melihat potensi besar dari jaringan rel kereta api yang belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai media pembangkit energi bersih. Untuk merealisasikan proyek ambisius ini, Sun-Ways bekerja sama dengan 12 perusahaan mitra serta memperoleh dukungan dana dari lembaga inovasi pemerintah Swiss, Innosuisse, dengan total anggaran mencapai sekitar Rp10 miliar.
"Kami menerapkan konsep instalasi yang serupa dengan pemasangan panel surya di atap rumah," ujar Scuderi, menjelaskan pendekatan praktis yang mereka terapkan.
Jika kela proyek ini berhasil diimplementasikan secara nasional, Sun-Ways memperkirakan sekitar 5.320 kilometer jaringan rel kereta di Swiss dapat digunakan untuk menghasilkan sekitar 1 miliar kilowatt-jam (kWh) energi per tahun.
Jumlah tersebut diperkirakan dapat memenuhi sekitar 2 persen dari total kebutuhan listrik nasional atau cukup untuk menyuplai daya bagi 300.000 rumah tangga.
Namun demikian, otoritas transportasi Swiss masih menerapkan pendekatan hati-hati dengan memberikan izin uji coba selama tiga tahun. Langkah ini diambil untuk menilai dampak jangka panjang terhadap struktur rel dan operasional kereta.
Jalur rel di Buttes dipilih sebagai lokasi awal karena kereta di wilayah tersebut melaju dengan kecepatan maksimal hanya 70 kilometer per jam, sehingga dianggap ideal untuk tahap percobaan.
Tak hanya menjdi perhatian di dalam negeri, teknologi ini juga mendapat sambutan positif dari berbagai negara. Beberapa negara seperti Indonesia, Korea Selatan, Jepang, hingga Amerika Serikat telah menunjukkan minat tinggi untuk mengadopsi sistem serupa. Korea Selatan bahkan telah merencanakan proyek percontohan yang akan dimulai dalam waktu dekat.
Di Indonesia, perusahaan teknologi energi terbarukan, Mutitron Automa, juga tengah mempersiapkan penerapan proyek serupa di wilayah Bogor, Jawa Barat.