Baca Koran curupekspress Online - bacakorancurup.com

Inilah Alasan Mengapa Kopi Tanpa Filter Bisa Tingkatkan Kolesterol Anda

Kopi espresso--

BACAKORANCURUP.COM - Kopi sudah lama menjadi salah satu minuman favorit di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selain rasanya yang khas dan aromanya yang menenangkan, kopi juga dikenal memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.

Kandungan kafein dan antioksidannya mampu meningkatkan energi, membantu fokus, serta dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa penyakit kronis. Tidak heran jika banyak orang menjadikan kopi sebagai bagian dari rutinitas harian mereka.

Namun, di balik manfaatnya yang cukup banyak, ternyata tidak semua cara membuat kopi memberi efek yang sama bagi tubuh. Beberapa metode penyeduhan bahkan bisa memengaruhi kadar kolesterol dalam darah.

Hal ini jarang disadari para pencinta kopi, karena fokus kita biasanya hanya pada rasa dan aromanya. Pertanyaannya, metode kopi seperti apa yang dapat memicu kenaikan kolesterol ?

BACA JUGA:Fakta Menarik Nangka ! Buah Tropis yang Bantu Kendalikan Kadar Gula

BACA JUGA:BMKG Waspada Bibit Siklon Tropis di Selatan Indonesia, Ancaman Menjelang Nataru 2026

Menurut penelitian yang dikutip dari Verywellhealth, cara kita menyeduh kopi berperan besar dalam menentukan seberapa banyak senyawa tertentu masuk ke dalam tubuh. Senyawa inilah yang kemudian mempengaruhi kadar kolesterol.

Salah satu temuan menarik dari penelitian tersebut adalah bahwa espresso, kopi yang dibuat dengan tekanan tinggi untuk menghasilkan rasa pekat, ternyata memiliki hubungan dengan peningkatan kolesterol.

Hal ini dibuktikan lewat penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Open Heart, yang menunjukkan bahwa konsumsi espresso berhubungan dengan kolesterol total yang lebih tinggi. Menariknya, efek peningkatan ini lebih terasa pada pria dibandingkan wanita.

Lalu, apa yang membuat espresso bisa memengaruhi kolesterol ?

Jawabannya ada pada dua senyawa alami yang terdapat dalam kopi, yaitu cafestol dan kahweol. Keduanya dikenal dapat menaikkan kadar LDL atau kolesterol "jahat". Semakin tinggi kadar senyawa ini dalam secangkir kopi, semakin besar potensi peningkatan kolesterol.

Espresso sendiri berada di tingkat menengah jika dibandingkan metode penyeduhan lainnya. Kandungan cafestol dan kahweol dalam espresso lebih tinggi dibanding kopi yang diseduh dengan kertas filter, tetapi lebih rendah daripada kopi tubruk atau kopi plunger (French press). Kertas filter memiliki peran penting karena mampu menyaring sebagian besar senyawa pemicu kolesterol tersebut, membuat kopi hasil saring lebih "aman".

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Norwegia semakin memperkuat temuan ini. Mereka menganalisis data lebih dari 20.000 orang berusia di atas 40 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang rutin mengonsumsi tiga sampai lima cangkir espresso per hari cenderung memiliki kolesterol total lebih tinggi daripada mereka yang tidak minum espresso sama sekali. Efek ini lebih jelas terlihat pada pria.

Tidak hanya espresso, kopi rebus atau kopi bubuk yang tidak melalui proses penyaringan juga memiliki risiko serupa. Mengonsumsi enam cangkir atau lebih setiap hari dikaitkan dengan peningkatan kolesterol pada pria maupun wanita. Sementara itu, kopi saring menunjukkan peningkatan kolesterol hanya pada wanita, dan dalam kadar yang tidak sebesar kopi non-filter.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan