Soal Usulan Anggaran Hibah Penanggulangan Bencana Rp 22 Miliar, Ini Kata BPBD!

Salah satu jembatan yang ajan mendapat anggaran hibah.-NICKO/CE -

BACAKORANCURUP.COM - Usulan bantuan anggaran hibah sebesar Rp 22 miliar yang telah diusulkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, sampai saat ini belum ada kejelasan.

Sehingga sampai saat ini, terkait usulan itu pihak BPBD hanya bisa menunggu, kapan akan direalisasikan oleh Pemerintah Pusat.

Kalak BPBD Rejang Lebong Drs Salahuddin MSi menyampaikan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, saat ini masih ada proses perizinan hibah yang belum selesai dilaksanakan oleh pihak Kemenkeu.

Sehingga untuk bantuan hibah itu sendiri, saat ini memang belum diketahui kapan akan direalisasikan.

BACA JUGA:Realisasi PAD Pasar di Rejang Lebong Baru Rp 143,6 Juta!

BACA JUGA:Dewan Soroti PAD Sektor Parkir di Rejang Lebong, OPD

"Kalau kita BPBD RL sudah menyerahkan semua yang diperlukan terkait dengan usulan bantuan hibah itu. Bahkan beberapa waktu lalu, sudah dilaksankan review berkas terhadap usulan yang diusulkan. Akan tetapi karena masih ada kendala di Kemenkeu, saat ini bantuan hibah itu belum ada kejelasan kapan akan direalisasikan," kata Salahuddin.

Dikatakannya, usulan Rp 22 miliar yang diajukan ke pusat itu, akan digunakan untuk 8 titik rehab dan pembangunan akibat bencana.

Dimana dari prioritas pengajuan yang sudah disepakati bersama. Memang hanya ada 8 titik rehab atau pembangunan yang sudah diusulkan pihaknya itu.

Termasuk perbaikan jalan dan jembatan penghubung Desa Dusun Sawah Kecamatan Curup Utara, dengan Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup yang terdampak bencana secara berkelanjutan kemarin.

"Total usulan ada 8 titik yang tersebar di beberapa kecamatan. Dan anggaran yang kita hitung jumlahnya sebanyak Rp 22 miliar lebih. Terkhusus untuk perbaikan jembatan dan jalan Dusun Sawah mencapai Rp 3,6 miliar," jelasnya.

Adapun sejumlah perbaikan yang diusulkan perbaikannya itu lanjut Salahuddin, mulai dari jembatan, jalan, pembuatan pelapis tebing, bahkan pembangunan dan perehaban irigasi yang terdampak bencana.

Sehingga dari perbaikan yang dilakukan itu, jumlah anggaran yang dibutuhkan juga berbeda-beda, sesuai dengan bentuk bangunan dan kerusakan yang terjadi.

"Sejumlah kerusakan itu diakibatkan oleh bencana alam seperti banjir, longsor, serta bencana alam lainnya yang tak bisa diprediksi lagi. Sehingga muncullah total anggaran Rp 22 miliar untuk sejumlah perbaikan itu," terangnya.

Tag
Share