Kopi Arabika Tertua di Dunia : Mengenal Daya Tarik Kopi Typica

Minggu 02 Feb 2025 - 11:30 WIB
Reporter : Lola
Editor : Radian

BACAKORANCURUP.COM - Kopi Typica, yang sering dianggap sebagai salah satu varietas kopi Arabika terbaik dan tertua di dunia, kini keberadaannya semakin langka. Varietas ini bukan hanya sekadar jenis kopi, tetapi juga merupakan bagian penting dari sejarah kopi global.

Typica merupakan varietas kopi Arabika asli yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kopi di seluruh dunia.

Sejarah perjalanan kopi Typica dimulai di Ethiopia, sebelum menyebar ke Yaman, India, dan akhirnya ke negara-negara seperti Indonesia dan Amerika. Menurut informasi dari sumber terpercaya, kopi ini dibawa oleh para pelaut dan pedagang, yang kemudian memperkenalkan keunikan rasa dan aromanya ke berbagai belahan dunia.

Salah satu daya tarik utama dari kopi Typica adalah rasa dan aromanya yang khas. Kopi ini terkenal dengan memiliki rasa manis yang seimbang, dengan sentuhan asam yang lembut dan tekstur yang halus.

BACA JUGA:Petani Kolang Kaling Harapkan Harga Jual Tetap Bertahan

BACA JUGA:Harga Jagung Pakan Rp 5 Ribu Perkilo

Aroma bunga dan buah-buahan, serta nuansa manis karamel yang lembut, menjadikan Typica favorit di kalangan pecinta kopi. Keistimewaan ini menjadi alasan mengapa banyak orang terpesona oleh cita rasa yang ditawarkan oleh varietas ini.

Namun, perjalanan Typica tidak selalu lancar tanpa tantangan. Meskipun dikenal dengan kualitasnya yang tinggi, varietas ini kini terancam punah. Hasil panennya yang sedikit dan kerentanannya terhadap penyakit membuat banyak petani beralih ke varietas hibrida yang lebih tahan.

Meski demikian, banyak petani yang tetap setia membudidayakan Typica karena kualitasnya yang tiada tara dan nilai historisnya.

Di Indonesia, kopi Typica pertama kali diperkenalkan oleh para tentara VOC pada tahun 1696, ketika mereka membawa biji kopi dari Kannur, Malabar, ke Jawa.

Meskipun penanaman awalnya gagal, usaha kedua di Cianjur, Jawa Barat, membuahkan hasil yang memuaskan. Di tanah Preanger, Typica tumbuh subur dan menjadi salah satu varietas kopi yang paling dicari.

Kisah kopi Typica semakin menarik ketika pada tahun 1711, kopi ini menarik perhatian dunia dengan memenangkan lelang kopi di Amsterdam, bahkan mengalahkan Mokha yang terkenal saat itu. Penanaman kopi ini kemudian meluas ke Sulawesi pada tahun 1740 dan menyebar ke seluruh Nusantara seiring dengan sistem kerja paksa.

Pada tahun 1707, biji kopi Typica diperbanyak dan disebarkan ke kebun botani ternama di Eropa. Bermula dari Kebun Raya de Royal Jardin de Plantes di Paris, tanaman ini dibawa ke Martinique, koloni Perancis di Karibia. Dari sinilah, Typica Jawa menyebar ke Amerika Tengah dan Selatan, menjadikannya salah satu varietas kopi yang paling dihargai di dunia.

Kopi Typica memiliki harga yang relatif tinggi, dengan setiap cangkir kopi Typica disajikan seharga sekitar Rp 70.000.

Sementara itu, biji kopi yang disangrai dapat mencapai harga Rp 295.000 per 250 gram. Keberadaan varietas ini yang semakin langka, akibat kerentanannya terhadap hama, menjadikannya semakin berharga di pasar kopi global.

Kategori :