Diskusi berkembang interaktif sangat menarik. Hal ini karena budidaya cabai telah sering dilakukan oleh para santri dibimbing guru yang ternyata menghadapi banyak kendala. Diantara kendala yang didiskusikan adalah persiapan lahan.
Mereka belum menyadari bahwa lahan di sekitar Ponpes AlKarim bersifat asam sehingga tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik. Dengan pengapuran 2 ton/ha seperti dicontohkan dalam video budidaya cabai yang telah dilakukan oleh tim pengabdi baru dipahami solusi permasalahan yang ada.
Pada diskusi juga berkembang terutama hal-hal yang berkaitan organisme pengganggu tanaman.
Sebagian besar santri belum berpengalaman dalam budidaya cabai sehingga perlu dijelaskan dengan detail hama dan penyakit utama yang biasanya menyerang tanaman cabai serta bagaimana mengendalikannya.
Untuk budidaya cabai, Ponpes AlKarim telah menyediakan lahan seluas 2000 m2 Para santri diajari cara mempersiapkan lahan dan membuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat dengan jarak sekitar 50 cm.
Bibit cabai yang telah disediakan oleh tim pengabdi selanjutnya ditanam oleh para santri Ponpes AlKarim.
Para santri juga diajari cara memupuk dan melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan pestisida.
Antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan pengabdian ini juga terlihat pada keinginan peserta dan pengelola Ponpes AlKarim agar kegiatan pengabdian ini tidak berhenti sampai disitu tetapi berlanjut dengan praktek langsung dan konsultasi rutin agar cita-cita bersama untuk berkebun cabai di Ponpes AlKarim bisa terlaksana.
Hal ini tentu menjadi respon positif bagi tim pengabdi untuk berperan aktif membina dalam pemeliharaan tanaman secara periodik pada waktu yang akan datang.
Semoga kerjasama yang positif ini dapat meningkatkan aktivitas dan ilmu pengetahuan santri Ponpes AlKarim di Desa Beringin Raya, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu