BACAKORANCURUP.COM - Terompah, atau sering disebut juga tarumpah, merupakan salah satu alas kaki tradisional yang sudah ada sejak zaman dahulu di Indonesia.
Penggunaan terompah meluas di berbagai daerah, khususnya di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pada dasarnya, terompah atau tarumpah adalah alas kaki yang terbuat dari kayu dengan bagian atas yang terbuka, menyerupai sandal, namun lebih tebal dan kokoh.
Sejarah mencatat, terompah atau tarumpah di Indonesia tak lepas dari pengaruh budaya asing.
Pada abad ke-14 hingga 15, ketika perdagangan antara Nusantara dengan Tiongkok dan India semakin berkembang, tarumpah mulai diperkenalkan oleh para pedagang asing.
BACA JUGA:4 Tren Wisata Indonesia Saat Ini, yang Sebetulnya Kembali ke Masa Lalu
Pada masa itu, alas kaki yang nyaman dan mudah digunakan sangat dibutuhkan, terutama bagi mereka yang beraktivitas di daerah pesisir.
Terompah menjadi pilihan yang populer karena selain praktis, bahan bakunya juga mudah ditemukan. Di berbagai daerah, terompah atau tarumpah memiliki bentuk dan ciri khas masing-masing.
Di Jawa, misalnya, tarumpah sering digunakan oleh masyarakat dalam kegiatan sehari-hari, terutama oleh kaum pria.
Pada masa kerajaan Majapahit, tarumpah menjadi alas kaki yang umum digunakan oleh kalangan bangsawan hingga rakyat biasa. Mereka memilih terompah karena bahan kayunya kuat dan awet, sehingga tahan lama untuk digunakan.
Selain itu, terompah juga punya sejarah penting dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Pada era kolonial, khususnya sekitar tahun 1900-an, para pelajar sering menggunakan terompah sebagai alas kaki untuk berangkat ke sekolah.
Hal ini terjadi karena saat itu sepatu masih dianggap barang mewah yang hanya bisa dibeli oleh kalangan tertentu.
Tarumpah menjadi alternatif alas kaki yang terjangkau dan tetap fungsional.
Selain di Jawa, terompah atau tarumpah juga populer di Sumatera. Masyarakat Minangkabau, misalnya, menggunakan terompah dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Di Sumatera Barat, terompah dikenal dengan nama "selop kayu" dan sering digunakan oleh orang tua maupun anak-anak untuk berjalan di lingkungan sekitar rumah.