Penerima Bansos Bakal Dipasang Plang “Masyarakat Miskin”
Ilustrasi Pemasangan Plang Masyarakat Miskin oleh Dinas Sosial . --
BACAKORANCURUP.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Rejang Lebong masih akan mengkaji secara mendalam rencana pemasangan plang bertuliskan “Masyarakat Miskin” di rumah penerima bantuan sosial (bansos).
Kepala Dinas Sosial Rejang Lebong, Dr. H. Hambali, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa kebijakan tersebut perlu ditelaah lebih lanjut karena memiliki dampak positif dan negatif, terutama dari sisi psikologis penerima manfaat.
“Kami masih melakukan kajian terlebih dahulu. Pemasangan plang semacam itu memang memiliki sisi positif dalam hal transparansi data penerima bansos, namun di sisi lain bisa menimbulkan dampak negatif bagi penerima, khususnya dari segi psikologis dan sosial,” ujar Hambali saat dikonfirmasi pada Senin (28/10).
Ia menambahkan, pemerintah daerah tidak ingin langkah yang bertujuan baik justru menimbulkan rasa malu atau stigma di masyarakat.
BACA JUGA: Gencarkan Sosialisasi Satgas Terpadu, Warga Didorong Aktif Laporkan Premanisme dan Ormas Bermasalah
BACA JUGA:Pengendara Keluhkan Akses Jalan Menunju 3 Desa Berlobang di Watas Marga
Menurutnya, setiap kebijakan yang menyangkut penerima bantuan harus mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan agar tidak menimbulkan dampak sosial yang tidak diinginkan.
“Kita harus berhati-hati. Jangan sampai niat baik untuk memastikan ketepatan sasaran bansos malah membuat masyarakat penerima merasa tersisih atau direndahkan,” lanjutnya.
Sebelumnya, sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu telah menerapkan kebijakan pemasangan plang bertuliskan “Masyarakat Miskin” di rumah penerima bansos.
Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan bantuan sosial benar-benar diterima oleh mereka yang berhak. Namun, kebijakan itu menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.
Beberapa warga penerima bansos di daerah lain diketahui memilih mundur dari daftar penerima karena merasa tidak nyaman dengan adanya plang tersebut di depan rumah mereka.
Mereka menganggap tulisan tersebut dapat menimbulkan rasa malu dan mempengaruhi pandangan sosial di lingkungan sekitar.
Menanggapi hal ini, Dinsos Rejang Lebong menegaskan akan melakukan kajian komprehensif bersama pihak terkait sebelum memutuskan apakah kebijakan serupa akan diterapkan di daerah itu atau tidak.
“Jika memang nanti ada kebijakan dari pemerintah pusat atau provinsi, tentu akan kita sesuaikan dengan kondisi di Rejang Lebong. Prinsipnya, kami ingin program bansos tetap tepat sasaran, tapi juga tetap menjaga martabat masyarakat,” tegas Hambali.