Rejang Lebong Punya Pemimpin Baru, Fikri-Hendri Komitmen Bantu Rakyat

--
Ia mengungkapkan bahwa, salah satu permasalahan yang kerap ditemukan adalah ketika datang musim kemarau, maka aliran irigasi mengecil bahkan kering. Sehingga hal itu membuat sawah-sawah tidak teraliri air.
BACA JUGA:Safari Ramadan 1447 H, Pemkab Rejang Lebong Bersama Kepala Daerah Baru
BACA JUGA:Dijabat Bupati dan Wakil Bupati Baru, Disdikbud Harapkan Sektor Pendidikan di RL Semakin Bersinar
"Kalau sawah kering karena kekurangan air, maka akibatnya akan membuat pertumbuhan padi jadi lambat dan rusak. Dampak terburuknya kita bisa sampai gagal panen," ujarnya.
Selain itu, petani juga berharap adanya dukungan pemberian alat mesin pertanian (alsintan) guna menunjang pekerjaan para petani.
"Karena alat-alat pertanian juga kadang ada yang sudah rusak atau tidak maksimal lagi untuk dipakai," tuturnya.
Sementara itu, para pedagang di pasar tradisional maupun modern berharap adanya perbaikan infrastruktur dan aturan yang lebih berpihak kepada pelaku usaha kecil dan menengah.
Ermi (55), salah seorang pedagang buah di Pasar Atas Curup mengeluhkan kondisi pasar yang kurang layak serta akses jalan yang rusak dan berlubang.
"Kami berharap jalan-jalan berlubang di sekitar pasar ini bisa diperbaiki, karena kalau musim hujan itu pasti becek dan jadi kotor kemana-mana," tuturnya.
Menurutnya, jika sarana dan prasarana pasar lebih baik, pembeli pasti lebih nyaman berbelanja dan omzet pedagang pun bisa meningkat.
Tak hanya infrastruktur, para pedagang juga berharap adanya penyediaan atau rehab lapak yang layak. Karena beberapa kali dirinya dan sejumlah pedagang lain sering terkena pembongkaran lapak oleh dinas dan Satpol PP.
"Ini juga yang menjadi keluh kesah kami sebagai pedagang," ucapnya.