Mengulik BPI Danantara, Mesin Baru Penggerak Ekonomi Indonesia Era Prabowo

IST Prabowo sampaikan pidato terkait BPI Danantara pada momen HUT Gerindra yang ke 17, sumber foto @gerindra--
BACAKORANCURUP.COM - Presiden Prabowo Subianto memperkenalkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai mesin baru untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dalam pidatonya di Sentul International Convention Center (SICC) pada peringatan HUT ke-17 Partai Gerindra, Prabowo dengan bangga menjelaskan peran strategis badan baru ini.
BPI Danantara dirancang sebagai superholding yang menggantikan Kementerian BUMN dan akan diluncurkan secara resmi pada 24 Februari 2025.
Dalam pembentukannya, Prabowo mengundang seluruh mantan presiden Indonesia untuk menjadi pengawas Danantara guna memastikan transparansi dan efektivitasnya.
BACA JUGA:Ini Daftar Beasiswa Tidak Kena Efisiensi Anggaran
BACA JUGA:Jam Kerja ASN 3 Hari, Pemprov Tunggu SE
Nama "Danantara" sendiri memiliki makna "kekuatan atau energi masa depan Indonesia."
Dengan nilai aset yang dikelola (AUM) hampir mencapai US$980 miliar, BPI Danantara dipersiapkan untuk mengelola tujuh BUMN strategis, yaitu PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan MIND ID.
Praboo telah menunjuk Muliaman Hadad, mantan Ketua Dewan Komisioner OJK dan Deputi Gubernur BI, sebagai pemimpin Danantara.
Pengangkatan ini diresmikan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 142/P Tahun 2024 pada 22 Oktober 2024, hanya dua hari setelah pelantikannya sebagai presiden.
Proses peluncuran Danantara awalnya dijadwalkan pada 8 November 2024, tetapi mengalami penundaan hingga 2025.
Hal ini dilakukan agar persiapan lebih matang dan badan ini dapat beroperasi dengan optimal. Dalam perjalanannya, Danantara juga akan bermitra dengan Indonesia Investment Authority (INA), yang nantinya akan dilebur ke dalam badan baru ini.
Prabowo telah menargetkan dana segar sebesar Rp750 triliun dari hasil efisiensi fiskal. Dari jumlah tersebut, Rp358 triliun akan disuntikkan ke Danantara sebagai modal investasi.
Dengan strategi ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan dividen dari BUMN yang dikelola Danantara hingga mencapai Rp300 triliun pada tahun 2025.