Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Karyawan Ramai-ramai Melawan!

Ilustrasi Net--
BACAKORANCURUP.COM - Karyawan Google DeepMind, divisi Google yang fokus dalam teknologi kecerdasan buatan, bertekad melawan rencana raksasa teknologi tersebut untuk menjual AI ke Israel.
Diketahui, karyawan DeepMind berencana membentuk serikat pekerja untuk bersatu menentang rencana Google menjual teknologi AI ke grup bisnis pertahanan yang punya kaitan erat dengan pemerintah Israel.
Sekitar 300 pegawai DeepMind disebut telah bergabung dengan Serikat Pekerja Komunikasi (Communication Workers Union/CWU) dalam beberapa pekan terakhir.
Sebelumnya, berbagai media melaporkan banyak karyawan Google tidak suka dengan hubungan bisnis Google dengan militer Israel. Google dikabarkan menjual layanan cloud dan teknologi AI mereka ke Kementerian Pertahanan Israel.
BACA JUGA:Kisah Menarik Perjalanan Awal Warren Buffett, Dari Anak Muda Pencinta Angka hingga Miliarder Dunia
BACA JUGA:BRI Bantu UMKM Indonesia, Seperti Kisah Inspiratif Kamandalu Ashitaba yang Menembus Pasar Dunia
Karyawan Google juga telah melakukan protes terbuka atas kontrak layanan cloud Google dengan pemerintah Israel. Sebanyak 28 karyawan Google yang terkait dengan protes terbuka tersebut dipecat dengan alasan
CEO Google Sundar Pichai mengatakan pemecatan dilakukan karena Google berdiri sebagai bisnis. Sehingga, tak diizinkan kegiatan yang memicu 'onar' dan mengganggu kenyamanan lingkungan kerja.
Namun, aksi pemecatan tak berhenti sampai di situ. Jane Chung yang merupakan juru bicara grup aktivis 'No Tech for Apartheid' mengatakan ada gelombang pemecatan baru terkait insiden demo.
Secara total, lebih dari 50 karyawan Google yang dipecat usai menyatakan sikap untuk membela Palestina.
"Pemecatan terbaru termasuk ke karyawan yang tak berpartisipasi [dalam demo]," kata Chung kepada Washington Post.
"Pemecatan ini menunjukkan Google berupaya untuk menekan perbedaan dan membungkam para pekerja dengan menunjukkan kekuasaan mereka," imbuh dia.
Juru bicara Google mengonfirmasi ke Forbes bahwa pihaknya melakukan pemecatan ke lebih banyak pekerja usai melakukan investigasi terkait demo yang berlangsung.
"Setiap orang yang diberhentikan secara personal terlibat dalam aktivitas yang disruptif di dalam kantor kami," kata dia.