Transformasi Pendidikan Jepang Pasca-Perang, Bisa Jadi Cermin untuk Indonesia Masa Kini !

IST Pendidikan di Jepang--

BACAKORANCURUP.COM - Setiap tahunnya, bulan Mei menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia untuk merefleksikan wajah pendidikan nasional.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi panggilan untuk mengevaluasi sejauh mana kemajuan sistem pendidikan kita dalam mencetak generasi masa depan.

Dalam semangat refleksi ini, sudah saatnya Indonesia berani membuka diri dan belajar dari negara lain yang telah berhasil membangun sistem pendidikan yang kokoh dan berdaya saing global. Jepang adalah salah satu contoh terbaik.

Kesuksesan Jepang dalam membangun sektor pendidikan tidak terjadi secara instan. Fondasinya diletakkan melalui reformasi menyeluruh yang digagas setelah kekalahan dalam Perang Dunia II.

BACA JUGA:Mau Bebas Stres ? 5 Buah Ini Ampuh Jaga Kesehatan Mental

BACA JUGA:Kentut Bau Telur Busuk ? Ini Penyebab dan Solusi Alaminya

Menyadari bahwa kehancuran bangsanya tidak semata karena kekuatan militer lawan, para pemimpin Jepang, termasuk Kaisar Hirohito, menyadari bahwa sumber masalah utama terletak pada sistem pendidikan yang gagal mencetak manusia unggul.

Sebuah kisah mencerminkan kesadaran ini, usai kekalahan, Kaisar Hirohito tidak memanggil teknokrat atau ilmuwan untuk memulihkan negaranya. Ia justru mencari guru.

Ia percaya bahwa kegagalan Jepang adalah akibat dari pendidikan yang tidak mampu membentuk manusia yang berpikir kritis, logis, dan bertanggung jawab.

Ketertinggalan sumber daya manusia Jepang dibandingkan Amerika Serikat membuat kekalahan menjadi tak terhindarkan.

Sebagai langkah awal, pada 15 September 1945, Jepang meluncurkan kebijakan pendidikan baru dalam bentuk dokumen "Pedoman Kebijakan Pendidikan untuk Pembangunan Jepang Baru" yang berisi 11 poin penting.

Dokumen ini mengatur ulang sistem pendidikan secara menyeluruh, dari revisi materi ajar, penghapusan konten militeristik, penguatan metode ilmiah dalam proses pembelajaran, hingga penataan ulang struktur kelembagaan pendidikan.

Menurut Susy Ong dalam kajiannya Post-World War II Education Reform in Japan (2020), reformasi pendidikan Jepang bertujuan mengubah pola pikir masyarakat yang sebelumnya pasif, egois, dan kurang memiliki kesadaran kolektif.

Pendidikan dijadikan alat utama untuk membangun bangsa yang lebih sadar sosial, terbuka terhadap ilmu pengetahuan, dan memiliki semangat gotong royong.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan