Serangan India Tewaskan Puluhan Warga, Pakistan Siap Lakukan Pembalasan

ist Bangunan pesantren yang rusak setelah serangan India di Ahmedpur Sharqia, Pakistan, pada 7 Mei 2025. Pemerintah Pakistan menyatakan akan membalas serangan udara India.--
BACAKORANCURUP.COM - Pemerintah Pakistan memperingatkan bahwa mereka akan membalas serangan udara yang dilakukan India pada Rabu, 7 Mei 2025.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 31 warga sipil di wilayah Pakistan dan memicu salah satu ketegangan militer terburuk dalam beberapa dekade terakhir antara dua negara bersenjata nuklir itu.
Pernyataan tegas ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, dalam pidato kepada rakyatnya pada Rabu malam.
“Kami berjanji, bahwa kami akan membalaskan setiap tetes darah para martir ini,” tegasnya, sebagaimana dilaporkan oleh AFP (Agence France-Presse).
India mengklaim serangan udara tersebut telah menghancurkan sembilan kamp teroris yang disebut beroperasi di wilayah Pakistan.
Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, menyatakan bahwa tindakan militer ini adalah hak sah India untuk membalas serangan teror terhadap wisatawan di Pahalgam, Kashmir, pada 22 April lalu, yang menewaskan 26 orang.
India juga menuduh kelompok militan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan sebagai dalang serangan di Pahalgam. Namun, Islamabad membantah keras tuduhan tersebut dan menegaskan tidak terlibat.
Dampak dari serangan India sangat besar. Salah satu serangan terbesar menghantam sebuah pesantren di dekat Bahawalpur dan menewaskan 13 orang.
Kompleks pemerintah di Muridke dan sebuah masjid di Muzaffarabad juga hancur akibat serangan, menewaskan sejumlah warga sipil, termasuk empat anak-anak.
Kedua pihak terlibat baku tembak intens di sepanjang Garis Kontrol (Line of Control) yang memisahkan wilayah Kashmir yang disengketakan.
“Terdengar suara mengerikan sepanjang malam, semua orang panik,” kata Muhammad Salman, warga yang tinggal di dekat masjid yang terkena serangan di Muzaffarabad.
Militer Pakistan menegaskan pihaknya juga memiliki hak untuk membalas dalam waktu dan cara yang mereka tentukan sendiri.
Juru bicara militer Pakistan, Mayjen Ahmed Sharif Chaudhry, mengatakan bahwa pasukan telah diberi wewenang penuh untuk bertindak oleh pemerintah.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menuduh Perdana Menteri India Narendra Modi memanfaatkan konflik ini untuk mendongkrak popularitasnya menjelang pemilu.