2 Brimob dan Belasan KKB Tewas , Tragedi di Puncak Jaya Papua

st Sebanyak 2 Brimob dan belasan KKB tewas di Puncak Jaya pada Kamis 15 Mei 2025.--

BACAKORANCURUP.COM - Sebanyak 2 Brimob dan belasan KKB tewas di Puncak Jaya pada Kamis 15 Mei 2025.

Tewasnya 2 Brimob dan belasan KKB ini setelah terjadinya aksi kontak senjata di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah sekitar pukul 18.00 WIT.

Menurut Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2025, 2 Brimob yang tewas antara lain Bripda Dedy Tambunan dan Bharada Kain Rerey.

2 Brimob tersebut gugur di lokasi kejadian akibat luka tembak yang diderita saat menjalankan tugas pengamanan wilayah rawan gangguan keamanan di Papua.

Dikabarkan bahwa 2 jenazah Bromob yang tewas telah disemayamkan di Rumah Sakit Mulia, Distrik Mulia, Puncak Jaya.

Sedangkan aparat keamanan gabungan terus melakukan pengejaran terhadap pelaku yang diduga kuat merupakan anggota KKB yang kerap beroperasi di wilayah pegunungan tengah Papua. 

Selain itu aparat melakukan penjagaan dengan ketat untuk mengantisipasi serangan susulan.

Adapun KKB yang tewas dikabarkan berjumlah 18 orang dalam aksi kontak senjata yang terjadi selama kurang lebih satu jam.

Terdapat 5 titik basis KKB yang mendapatkan penyerangan, di antaranya Kampung Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama dan Zanamba.

Sedangkan Mayjen Kristomei Sianturi selaku Kepala Pusat Penerangan TNI menegaskan bahwa operasi dilakukan secara terukur, profesional, dan mengutamakan keselamatan warga sipil.

Dalam operasi tersebut pihak TNI menyita sejumlah barang bukti, seperti senjata api dan amunisi, busur panah, peralatan komunikasi bendera Bintang Kejora, uang tunai serta dokumen lain.

Operasi ini menargetkan kelompok bersenjata di bawah pimpinan Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker, yang selama ini diduga bertanggung jawab atas berbagai aksi kekerasan terhadap warga sipil.

Adapun menurut Kepala Suku Kampung Sugapa, Melianus Wandegau, kelompok OPM kerap memanipulasi masyarakat dengan janji-janji palsu tentang kesejahteraan.

“Kami dijanjikan kesejahteraan, namun kenyataannya hanya dijadikan alat dan pelindung dari serangan. Warga dijadikan tameng untuk melawan TNI,” ungkap Wandegau.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan