Baca Koran curupekspress Online - bacakorancurup.com

Heboh "Rahim Copot", Kisah Viral yang Bikin Warganet Ngeri, Ini Penjelasan Dokter !

IST Proses persalinan normal yang dilakukan oleh tenaga medis ahli--

BACAKORANCURUP.COM - Media sosial belakangan ini diramaikan oleh sebuah kisah yang membuat banyak orang tercengang.

Cerita tersebut mengisahkan seorang perempuan yang dikabarkan mengalami kondisi yang disebut masyarakat sebagai "rahim copot" setelah proses persalinannya ditangani oleh seorang dukun beranak.

Unggahan itu dengan cepat menyebar dan membuat warganet merasa ngeri, karena situasinya terdengar sangat ekstrem dan membahayakan.

Dalam cerita yang beredar luas, dijelaskan bahwa bayi sudah lahir dengan selamat. Namun, masalah muncul ketika penolong persalinan menarik tali pusar terlalu kuat saat berusaha mengeluarkan plasenta.

Tarikan tersebut diduga menyebabkan bagian rahim ikut tertarik keluar, sehingga memicu kondisi yang belakangan membuat publik ketakutan. Banyak orang mempertanyakan apakah kejadian seperti itu mungkin terjadi secara medis.

BACA JUGA:Pembiayaan BPJS Dinilai Boros, Menkes Umumkan Skema Baru untuk Tekan Kerugian

BACA JUGA:Mana yang Lebih Sehat ? Ini Fakta Nutrisi Telur Bebek Dibanding Telur Ayam

Untuk meluruskan kekhawatiran yang berkembang, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Muhammad Fadli, SpOG, memberikan penjelasan yang lebih akurat mengenai fenomena ini. Ia menegaskan bahwa istilah "rahim copot" sebenarnya tidak tepat secara medis.

Dalam dunia kedokteran, kondisi yang dimaksud masyarakat kemungkinan besar adalah inversio uteri, yaitu keadaan ketika rahim terbalik dan sebagian menonjol keluar melalui vagina. Kondisi ini serius dan memerlukan penanganan cepat.

Menurut dr Fadli, inversio uteri biasanya terjadi apabila rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah bayi lahir. Ketika kontraksi lemah, plasenta mungkin belum terlepas sepenuhnya dari dinding rahim. Jika pada saat itu tali pusat ditarik terlalu keras atau terlalu cepat, bagian dalam rahim dapat tertarik keluar mengikuti plasenta. Inilah yang kemudian oleh masyarakat awam disalahpahami sebagai "rahim copot".

"Pada dasarnya bukan rahimnya yang lepas, tetapi rahim yang terbalik karena tertarik keluar. Ini bisa terjadi ketika penolong persalinan menarik tali pusat dengan paksa sementara plasenta belum benar-benar lepas," jelas dr Fadli, mengutip dari detikcom

Dalam proses persalinan yang normal dan sesuai prosedur, setelah bayi lahir, tenaga kesehatan akan memantau kontraksi rahim untuk memastikan plasenta terlepas secara alami. Kontraksi yang kuat akan membantu plasenta keluar tanpa harus ditarik paksa.

Jika plasenta tidak keluar dalam waktu tertentu, biasanya dokter atau bidan menunggu hingga 30 menit sebelum mengambil langkah medis tambahan. Prosedur ini dilakukan untuk menghindari risiko komplikasi berbahaya seperti inversio uteri.

Namun, jika prosedur tidak dilakukan dengan benar, seperti pada kasus yang ditangani oleh orang yang tidak terlatih, risiko terjadinya pembalikan rahim meningkat. Tarikan yang terlalu kuat pada tali pusat dapat mengubah posisi rahim dan menariknya keluar. Kondisi ini sangat gawat darurat karena bisa memicu perdarahan masif dan syok yang mengancam nyawa ibu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan