Tingkat Kematian Pasien HIV Tergantung dengan Kepatuhan Terapi
Ilustrasi Net--
CURUP, CE - Hingga saat ini masih saja kerap ditemukan Penyakit human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/Aids) yang menyerang sejumlah masyarakat. Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Rejang Lebong, tahun ini tercatat ada 14 pasien pengidap HIV yang meninggal dunia.
Lantas seberapa besar tingkat kematian pasien HIV sebenarnya? Pendukung Sebaya Yayasan Inset, Luthpi Dailami mengatakan kepada wartawan koran ini, bahwa tingkat kematian HIV itu tergantung pada kepatuhan pasien dalam melakukan terapi ARV dan rutin kontrol kesehatan setiap bulannya.
"Jadi tidak ada persentase mutlak seberapa tinggi tingkat kematian atau meninggal dunia karena HIV, tapi itu bergantung pada kepatuhan si pasien dalam terapi ARV dan rutin periksa setiap bulan ke layanan kesehatan," jelasnya.
BACA JUGA:Waspada!! 14 Warga MD Terjangkit HIV/Aids
BACA JUGA:GOR dan 15 Lapangan Jadi Lokasi Kampanye Rapat Umum
Adapun dari 14 pasien yang meninggal dunia itu, kata dia, sebagian besar mereka sudah datang ke rumah sakit dan dinyatakan masuk stadium 4 atau sudah di fase Aids, tidak patuh terapi ARV dan ada faktor lainnya.
"Mereka sebagian memang sudah stadium 4, jadi sudah parah. Sebabnya karena mereka tidak patuh terapi ARV," ucapnya.
Menurut dia, apabila mereka cepat mengetahui status HIV nya sudah sejauh mana, maka kecil kemungkinan untuk meninggal dunia dan angka harapan hidupnya juga lebih tinggi.
"Intinya kalau rutin kontrol ke layanan kesehatan tiap bulan, jadi perkembangan terapinya bisa dipantau terus," beber dia.
Selain itu, lanjut dia, pasien juga jika sudah 6 bulan melakukan pengobatan ARV, mereka dilakukan pemeriksaan viralload HIV nya. Itu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan terapinya dan mengetahui jumlah virusnya dalam darah pasien tersebut.
"Kalau hasil test viralload HIV nya sudah tidak terdeteksi, itu artinya pengobatannya berhasil. Dan kecil kemungkinan untuk menularkan ke pasangannya secara seksual," terangnya.
Dengan demikian, ia menambahkan, jika pasien bersangkutan ingin program mempunyai anak sudah bisa dan tentunya dalam pengawasan dokter pada layanan HIV.
Diberitakan sebelumnya, tercatat sebanyak 14 orang pasien yang terjangkit HIV/Aids dan melakukan pengobatan di Rejang Lebong diketahui meninggal dunia dalam tahun 2023 ini.
Dinkes Kabupaten Rejang Lebong, menyebut angka HIV di Rejang Lebong terus bertambah dan jumlah itu merupakan kasus HIV yang terdata di Dinkes sejak beberapa tahun yang lalu.