Hal yang Terjadi pada Tubuh setelah Aborsi

--

BACAKORANCURUP.COM - Aborsi adalah proses penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Aborsi, baik yang dilakukan secara medis maupun dengan prosedur lainnya, dapat memengaruhi tubuh perempuan dalam berbagai cara. Proses aborsi tidak hanya berdampak pada fisik tetapi juga emosional dan psikologis. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat terjadi pada tubuh setelah aborsi:

 

1. Perubahan Hormonal

Setelah aborsi, tubuh akan mengalami perubahan hormon yang signifikan. Pada kehamilan yang normal, tubuh memproduksi hormon seperti estrogen dan progesteron untuk mendukung kehamilan. Setelah aborsi, produksi hormon ini akan berkurang drastis, dan tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Perubahan hormon ini bisa memengaruhi mood, tingkat energi, dan siklus menstruasi.

 

2. Perdarahan Vaginal

Setelah aborsi, perdarahan ringan hingga sedang adalah hal yang umum terjadi. Proses ini terjadi karena rahim mengeluarkan sisa jaringan atau darah yang tidak lagi dibutuhkan. Perdarahan ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga dua minggu. Namun, jika perdarahan sangat berat atau berlangsung lebih lama dari yang seharusnya, hal itu bisa menjadi tanda adanya komplikasi dan perlu konsultasi medis lebih lanjut.

 

3. Nyeri Perut atau Kram

Nyeri atau kram di perut bagian bawah adalah reaksi umum yang dapat terjadi setelah aborsi. Hal ini disebabkan oleh kontraksi rahim yang bekerja untuk mengeluarkan sisa jaringan atau untuk mengembalikan ukuran rahim ke kondisi semula. Biasanya, nyeri ini dapat diredakan dengan obat pereda nyeri yang diberikan oleh dokter.

 

4. Perubahan Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi bisa terpengaruh setelah aborsi. Pada sebagian besar wanita, siklus menstruasi akan kembali normal dalam waktu beberapa minggu hingga satu atau dua bulan setelah prosedur.

Namun, beberapa wanita mungkin mengalami perubahan dalam durasi atau intensitas menstruasi mereka. Jika siklus menstruasi tidak kembali normal dalam waktu yang lama, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan