Hal yang Terjadi pada Tubuh setelah Aborsi

--

 

5. Risiko Infeksi

Setelah aborsi, ada risiko infeksi yang harus diwaspadai, terutama jika prosedur tidak dilakukan dengan benar atau di lingkungan yang tidak steril. Infeksi dapat terjadi pada rahim, saluran tuba, atau area sekitar vagina. Gejala infeksi bisa berupa demam, nyeri hebat, perdarahan yang tidak biasa, atau keluarnya cairan yang berbau tidak sedap. Jika ini terjadi, segera dapatkan penanganan medis.

 

6. Perubahan Emosional dan Psikologis

Aborsi juga dapat berdampak pada kondisi emosional dan psikologis seorang wanita. Banyak wanita mengalami perasaan campur aduk, seperti rasa bersalah, kesedihan, atau kecemasan setelah menjalani aborsi. Namun, reaksi ini bervariasi pada setiap individu.

Beberapa mungkin merasa lega atau merasa bahwa keputusan tersebut adalah hal yang tepat. Terlepas dari bagaimana perasaan ini berkembang, sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari orang terdekat atau seorang profesional jika merasa kesulitan menghadapinya.

 

7. Kemungkinan Komplikasi Jangka Panjang

Komplikasi jangka panjang setelah aborsi, meskipun jarang, bisa terjadi. Beberapa di antaranya termasuk masalah dengan kesuburan, seperti infeksi yang dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran tuba, atau kerusakan pada leher rahim.

Namun, aborsi yang dilakukan secara medis dan di bawah pengawasan tenaga medis yang terlatih dapat mengurangi risiko komplikasi ini.

 

8. Perubahan Pada Kehamilan Selanjutnya

Secara umum, kebanyakan wanita dapat hamil lagi setelah mengalami aborsi, dan tidak ada dampak jangka panjang terhadap kesuburan mereka.

Namun, jika komplikasi serius terjadi selama aborsi, hal ini bisa berpengaruh pada kemampuan untuk hamil di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mematuhi instruksi dokter dan melakukan pemulihan yang benar setelah prosedur.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan