LPDP Kena Efisiensi Rp 1,2 Triliun, Beasiswa dan Riset?

Ilustrasi Net--
BACAKORANCURUP.COM - Banyak kementerian dan lembaga yang terkena efisiensi anggaran, tidak terkecuali Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Lembaga ini kena efesiensi anggaran sebesar Rp 1,2 triliun untuk menjalankan instruksi Presiden Prabowo Subianto. Walaupun ada efesiensi anggaran, LPDP mengklaim tidak akan memotong anggaran untuk beasiswa dan riset.
Direktur Utama LPDP, Andin Hadiyanto, menerangkan bahwa realisasi anggaran tahun 2024 untuk layanan beasiswa mencapai Rp 6,513 triliun dan layanan riset sebesar Rp 60,92 miliar.
Sedangkan rencana anggaran tahun 2025 untuk layanan program beasiswa sekitar Rp 6,577 triliun dan layanan riset Rp 141,98 miliar. Pasca adanya efisiensi, pagu anggaran di kedua layanan tersebut tidak mengalami perubahan.
BACA JUGA:Enam Jam di Hambalang, Catatan dari Pertemuan Prabowo dan Pimpinan Media
BACA JUGA:Melalui Edaran Resmi, Gubernur Bengkulu Pertegas Larangan Jual Beli LKS
"Jadi kalau kita bandingkan dari (realisasi anggaran) 2024, setelah efisiensi pun (anggaran beasiswa dan riset) masih lebih tinggi," ungkapnya.
Faktanya, program beasiswa dan riset untuk Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), dan Kementerian Agama juga tidak dipotong.
Kedua kementerian itu masing-masing bakal menerima Rp 2,4 triliun bagi Kemendiktisaintek, Rp 141,98 miliar untuk Kemendikdasmen, dan Rp 411,75 miliar ditujukan kepada Kemenag.
Guna mengikuti instruksi efisiensi dari Presiden RI, pemangkasan dilakukan pada sejumlah program belanja dukungan manajemen. Anggaran untuk program ini dipangkas Rp 38,3 miliar menjadi Rp 119 miliar.
"Kegiatan yang sifatnya seremonial seperti ngasih pembekalan kepada calon penerima beasiswa kalau tadinya kita kumpulkan di hotel sekarang melalui daring. Sehingga itu dapat menghemat biaya," kata Andin.
Tak hanya itu, LPDP juga mengurangi program belanja modal seperti alokasi untuk Dana Abadi Perguruan Tinggi sebesar Rp 400 miliar, Dana Abadi Kebudayaan Rp 55,9 miliar, dan Dana Abadi Layanan Riset BRIN Rp 750 miliar.
"Pagu setelah efisiensi menjadi Rp 10,676 triliun atau kita ada penghematan sebanyak Rp 1,2 triliun," demikian Andin.