Yamaha Mulai Saingi Ducati di MotoGP 2025, Ini Faktor Utama di Balik Performa M1

IST MotoGP--
BACAKORANCURUP.COM - Setelah sempat tertinggal dalam persaingan selama beberapa musim terakhir, Yamaha mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di MotoGP 2025.
Dalam dua seri terakhir, tim pabrikan asal Jepang ini sukses tampil kompetitif.
Motor YZR-M1 2025 yang ditunggangi Fabio Quartararo tampil meyakinkan dengan menembus papan atas, bahkan berhasil naik podium pada GP Spanyol dan finis di posisi keempat dalam sprint race GP Prancis.
Performa impresif ini memunculkan banyak pertanyaan yaitu apa yang membuat Yamaha kembali kompetitif ? Michael Laverty, pengamat MotoGP dari TNT Sports, mengungkapkan bahwa kebangkitan Yamaha bukan terjadi secara instan, melainkan hasil dari serangkaian pembaruan teknis yang dilakukan secara konsisten dan terukur.
BACA JUGA:Rekomendasi HP RAM Besar Cuma Rp 1 Jutaan, Baterai Awet dan Performa Ngebut
BACA JUGA:Dipinjamkan ke Klub Lain
Menurut Laverty, Yamaha telah melakukan sejumlah penyempurnaan penting pada motor YZR-M1 generasi terbaru. Fokus utama perbaikan terletak pada peningkatan torsi mesin, akselerasi saat keluar tikungan, serta peningkatan kecepatan puncak.
“Biasanya, kombinasi antara torsi besar, akselerasi agresif, dan top speed tinggi akan membuat motor jadi lebih liar dan sulit dikendalikan. Tapi dalam kasus Yamaha kali ini, para pebalap justru merasa motor lebih stabil dan nyaman,” ungkap Laverty dalam wawancaranya yang dikutip dari Crash.
Menariknya, Laverty menyebut bahwa Yamaha tetap mempertahankan identitas khas mereka dalam karakteristik motor, tanpa melakukan perubahan radikal. “Motor ini masih terasa sebagai Yamaha sejati, dengan gaya berkendara yang halus dan mudah dikenali,” tambahnya.
Laverty juga sempat berbicara secara langsung dengan Max Bartolini, salah satu insinyur kunci Yamaha. Dari diskusi tersebut, diketahui bahwa Yamaha telah berupaya keras meningkatkan cengkeraman mekanis motor. Selain itu, mereka juga mengembangkan paket aerodinamika terbaru yang meskipun masih serupa dengan versi tahun 2024, kini memiliki lebih banyak ventilasi udara untuk meningkatkan efisiensi dan stabilitas.
Namun, tantangan tetap ada. Bartolini mengakui bahwa konfigurasi mesin Yamaha yang masih mengusung model inline membuat ruang inovasi menjadi terbatas.
“Karena mesinnya melintang lebar, kami punya ruang gerak yang sempit untuk penyesuaian lebih lanjut,” jelas Bartolini seperti ditirukan Laverty.
Meski demikian, Yamaha tidak menyerah. Mereka terus bereksperimen dengan desain rangka baru yang dikabarkan sudah beberapa kali diganti sepanjang musim. Menariknya, rangka ini dibuat sangat ramping, hanya memiliki ketebalan maksimum 10 mm, termasuk di bagian swingarm dan poros lengan, yang biasanya justru diperkuat untuk menghadapi tekanan saat akselerasi tinggi.
Selain itu, Yamaha juga melakukan inovasi lain seperti penggunaan lengan ayun berbahan aluminium, penghapusan hugger (penutup) belakang, hingga pemasangan sensor inframerah pada ban belakang. Semua ini bertujuan untuk mengumpulkan data real-time guna meningkatkan performa dan daya tahan motor di lintasan.