Gempa Dahsyat Myanmar-Thailand Tewaskan Lebih dari 700 Orang

ist Sejumlah orang memeriksa reruntuhan bangunan yang ambruk di Mandalay, 28 Maret 2025, setelah terjadi gempa--

BACAKORANCURUP.COM - Sekitar 700 orang meninggal dunia akibat gempa yang melanda Myanmar dan Thailand. Tim penyelamat masih berusaha menggali reruntuhan bangunan yang ambruk untuk mencari para korban. Artinya, korban masih bisa bertambah. 

Gempa kemarin, Jumat, 28 Maret 2025, merupakan gempa terbesar di kawasan tersebut dalam lebih dari satu abad terakhir. Anda sudah tahu, Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter itu mengguncang wilayah barat laut kota Sagaing, Myanmar tengah, pada siang hari.  

Lalu, terjadi lagi gempa susulan berkekuatan 6,7 skala richter beberapa menit kemudian. Akibatnya, beberapa bangunan rusak, jembatan runtuh dan jalan di Myanmar retak.

Terutama kota Mandalay. Junta Militer Myanmar mengkonfirmasi setidaknya 694 orang tewas dan hampir 1.700 orang terluka di wilayah Mandalay.

BACA JUGA:MK Larang Caleg Terpilih Mundur untuk Maju Pilkada

BACA JUGA:Wapres Gibran Minta Masukan PSMTI Terkait Hambatan Investasi

Mereka meyakini kota itu sebagai daerah terdampak paling parah. Di Bangkok, sekitar 10 korban jiwa telah dilaporkan. Namun, karena terganggunya komunikasi, jumlah korban sebenarnya diperkirakan akan terus bertambah. 

Di Bangkok, tim penyelamat bekerja sepanjang malam mencari pekerja yang terjebak saat gedung pencakar langit, setinggi 30 lantai, yang runtuh saat sedang dibangun.

Bangunan tersebut berubah menjadi tumpukan puing dan logam akibat guncangan. Teman dan kerabat menunggu kabar tentang kemungkinan korban selamat di lokasi runtuhnya gedung yang sedang dibangun di Bangkok pada 29 Maret 2025, sehari setelah gempa bumi melanda wilayah tengah Myanmar dan Thailand.-Lillian SUWANRUMPHA / AFP- 

Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengatakan, sekitar 10 orang tewas akibat insiden di kota tersebut. Sebagian besar terjadi akibat runtuhnya gedung pencakar langit. Namun, hingga kini, sekitar 100 pekerja di gedung itu masih belum ditemukan.

“Kami melakukan yang terbaik dengan sumber daya yang ada. Sebab, setiap nyawa sangat berharga,” ujar Chadchart kepada wartawan. Pemerintah kota Bangkok juga akan menerjunkan lebih dari 100 insinyur untuk memeriksa keamanan bangunan setelah menerima lebih dari 2 ribu laporan kerusakan.

Di Myanmar, kondisinya lebih parah. Konflik sipil selama empat tahun setelah kudeta militer membuat sistem kesehatan dan respons darurat negara tersebut sangat terpukul. Kepala Junta Min Aung Hlaing meminta bantuan internasional. Itu sebuah kejadian yang langka.

Tidak biasanya Myanmar minta bantuan internasional. Min pun mengakui tingginya tingkat bencana yang terjadi. Negara itu juga menetapkan keadaan darurat di enam wilayah terdampak.  

Di sebuah rumah sakit besar di Naypyidaw, tenaga medis terpaksa merawat korban di ruang terbuka. “Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. Kami berusaha menangani situasi, tetapi sangat melelahkan,” ujar seorang dokter. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan