Saham IHSG Anjlok 9,19% dan Langsung Trading Halt, Apa Penyebabnya?

Ilustrasi Net--
BACAKORANCURUP.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan drastis sebesar 9,19 persen pada perdagangan perdana setelah libur lebaran, yang berlangsung pada Selasa, 8 April 2025.
Penurunan ini mengakibatkan IHSG jatuh ke level 5.912, menurun 598,56 poin dari penutupan sebelumnya di level 6.510.
Situasi ini memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk segera memberlakukan trading halt atau penghentian perdagangan sementara selama 30 menit.
Langkah trading halt diambil sebagai respons cepat terhadap kondisi pasar yang tidak stabil. Hal ini sesuai dengan aturan terbaru yang diterapkan oleh BEI untuk menjaga kestabilan dan mencegah penjualan panik di kalangan investor.
BACA JUGA:Akibat Tarif Impor AS, Harga Harley Davidson Bisa seperti Suzuki
BACA JUGA:Pemasok Suku Cadang Mobil Taiwan Akan Angkat Kaki dari AS
Trading halt ini diharapkan memberikan waktu bagi para investor untuk menganalisis situasi dan mengambil keputusan yang lebih bijak.
Di antara saham-saham yang terdampak, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan diri sebagai top loser, diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), serta PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Penurunan ini menunjukkan dampak yang signifikan terhadap sektor perbankan dan teknologi.
Para analis memperkirakan bahwa penurunan IHSG ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global dan berita negatif terkait kebijakan ekonomi domestik. Beberapa pihak juga menyebutkan bahwa reaksi pasar terhadap tarif impor baru yang diterapkan oleh AS turut memberikan tekanan pada bursa saham Indonesia.
Dengan adanya trading halt, diharapkan pasar dapat merespons dengan lebih stabil setelah periode penghentian tersebut. Investor diharapkan dapat mengevaluasi situasi dan merumuskan strategi yang tepat untuk menghadapi fluktuasi pasar yang terjadi.
Kondisi ini menjadi pengingat bagi para investor untuk selalu waspada dan mempertimbangkan risiko dalam berinvestasi. IHSG yang anjlok ini menandakan perlunya pemantauan terus-menerus terhadap perkembangan ekonomi dan keputusan kebijakan yang dapat memengaruhi pasar saham di masa mendatang.