HP China Satu Ini Tidak Populer, Tapi Laris Manis di Indonesia

Ilustrasi Net--
BACAKORANCURUP.COM - Sudah menjadi hal umum bahwa banyak produk dari China, termasuk ponsel pintar, membanjiri pasar Indonesia. Bahkan merek-merek China yang kurang dikenal pun cukup diminati konsumen dalam negeri.
Salah satu produsen asal China yang berhasil menarik perhatian pasar Indonesia adalah Transsion, menurut beberapa laporan dari firma riset.
Transsion, perusahaan induk dari merek Infinix, Tecno, dan Itel, memiliki posisi kuat di segmen ponsel kelas bawah atau budget. Berdasarkan laporan kuartal pertama dari IDC, Transsion menguasai 16,1% pangsa pasar, menempatkannya di urutan ketiga—naik tajam dibandingkan 5,4% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perusahaan ini juga mencatatkan pertumbuhan tahunan tertinggi dibandingkan merek lain, yakni sebesar 279,4%. Sebagai perbandingan, Oppo yang berada di posisi pertama hanya tumbuh 8,5%, Samsung justru turun 8,2%, sementara Vivo dan Xiaomi masing-masing tumbuh 21,4% dan 44,4%.
BACA JUGA:BPK Mulai Lakukan Pemeriksaan Terinci LKPD 2024, Wabup Hendri Minta ASN Tak DL
BACA JUGA:Samsung Galaxy A26 5G Resmi Meluncur di Indonesia, Miliki Desain Tipis dan Fitur Keren !
Sementara itu, menurut laporan Counter point Research untuk kuartal II-2024, Transsion belum masuk ke dalam lima besar pasar smartphone Indonesia. Namun, mereka dikategorikan dalam kelompok "Others" yang mewakili 59% pengiriman tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penjualan Itel dan Tecno, terutama di segmen entry-level (di bawah US$200 atau sekitar Rp 3,2 juta).
Laporan tersebut juga menyebut bahwa kedua merek mengikuti jejak Infinix, yang dikenal menjual ponsel gaming dengan harga terjangkau. Transsion juga menjalin kerja sama dengan tim e-sport dan pengembang gim untuk menyasar konsumen muda.
Firma riset Canalys mencatat bahwa Transsion masuk dalam lima besar pemain smartphone di Indonesia selama dua kuartal. Di kuartal pertama, mereka berada di posisi keempat dengan pangsa pasar 17%, turun ke posisi kelima dengan 15% di kuartal kedua, namun naik lagi ke peringkat ketiga pada kuartal ketiga dengan 18%.
Tak hanya di Indonesia, Transsion juga mencetak prestasi di Asia Tenggara. Pada kuartal pertama, Canalys melaporkan bahwa Transsion menempati posisi kedua di kawasan tersebut dengan pangsa pasar 18% dan pertumbuhan tahunan sebesar 197%.
Menurut analis Canalys, Sheng Win Chow, kerja sama dengan pengembang gim dan promosi selama Ramadan menarik perhatian konsumen muda. Dengan menawarkan perangkat berkinerja tinggi dengan harga terjangkau, Transsion berhasil merebut pasar ini.
Akan tetapi, pada kuartal ketiga, posisi Transsion di Asia Tenggara turun ke peringkat ketiga, dengan pengiriman sebanyak 4 juta unit dan pangsa pasar 16%. Penurunan ini disebabkan oleh perubahan fokus perusahaan dari ekspansi pasar menuju peningkatan profit dan nilai perusahaan, menurut Canalys.