Harvard Dilarang Terima Mahasiswa Asing, Pemerintahan Trump Dikecam ?

IST Salah satu tempat favorit mahasiswa di Harvard University untuk bersantai, sumber foto @harvard--
BACAKORANCURUP.COM - Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump kembali mengeluarkan kebijakan kontroversial terkait pendidikan tinggi.
Kali ini, kebijakan tersebut menargetkan mahasiswa internasional, terutama yang menempuh pendidikan di universitas-universitas ternama seperti Harvard.
Pemerintah secara resmi melarang institusi pendidikan tinggi menerima pelajar asing, termasuk mereka yang sebelumnya diterima melalui program beasiswa.
Tak hanya itu, mahasiswa internasional yang saat ini sedang belajar di Universitas Harvard diminta untuk segera dipindahkan ke institusi lain. Pemerintah memperingatkan bahwa apabila proses relokasi tidak segera dilakukan, maka izin tinggal mahasiswa tersebut di Amerika Serikat akan dicabut secara sepihak.
BACA JUGA:Daftar Beasiswa Djarum 2025 Sekarang!
BACA JUGA:Beasiswa ADik 2025 Segera Ditutup, Ini Syarat Daftarnya!
Langkah keras ini diumumkan secara resmi oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kristi Noem, bahkan mengambil tindakan lanjutan dengan mencabut sertifikasi program pertukaran mahasiswa milik Harvard untuk tahun ajaran 2025-2026.
Tanpa sertifikasi ini, Harvard tidak lagi dapat menerima atau mempertahankan mahasiswa asing di bawah program pertukaran akademik.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari Reuters, Noem melontarkan tuduhan serius kepada Harvard. Ia menuding universitas itu telah mendorong tindakan kekerasan, menyebarkan antisemitisme, serta menjalin koordinasi dengan Partai Komunis China.
Tuduhan tersebut memperparah ketegangan antara pemerintah federal dan institusi pendidikan tinggi, khususnya kelompok Ivy League.
Menurut Noem, universitas-universitas di AS selama ini menikmati keuntungan besar dari keberadaan mahasiswa asing, yang membayar biaya kuliah lebih tinggi dibanding pelajar domestik.
"Menerima mahasiswa internasional bukanlah sebuah hak, melainkan sebuah hak istimewa," ujarnya.
"Sudah saatnya universitas tidak lagi menjadikan mahasiswa asing sebagai sumber pemasukan untuk menambah dana abadi mereka yang sudah bernilai miliaran dolar."
Pihak Universitas Harvard langsung menanggapi kebijakan ini dengan keras.