Penyaluran Bansos Terkesan Semrawut Meluas, PT POS Terkesan Menutup-nutupi

Ilustrasi bansos--

Curupekspress.bacakoran.co - Selain bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang dinilai terkesan semrawut baru-baru ini, ternyata penyaluran beras melalui PT POS juga dinilai semrawut oleh sejumlah pihak.

Mulai dari pihak kecamatan, kelurahan, bahkan masyarakat yang ada dalam suatu kelurahan tersebut.

Dari informasi dan laporan yang diterima wartawan, penyaluran beras yang dinilai semrawut ini terjadi di Kelurahan Jalan Baru Kecamatan Curup.

Lurah Jalan Baru Barlian Kenedi SE, mengatakan bahwa dari 200-an warga yang terdata mendapat bantuan beras tersebut. Hampir 50 persen diantaranya tidak tepat sasaran.

BACA JUGA:Bansos Tak Tepat Sasaran Bergeming di Kecamatan

BACA JUGA:Heboh! Penyaluran Bansos Via PT POS di Rejang Lebong Terkesan Amburadul, Pendamping dan Dinsos Tak Dilibatkan

Bagaimana tidak dijelaskannya, banyak warga yang seharusnya mendapat bantuan beras, tetapi tidak menerima manfaat bantuan tersebut. Sedangkan warga yang tidak layak mendapat bantuan itu, malah mendapatkan bantuan tersebut.

"Kita tidak tahu bagaimana pendataannya. Berbeda dengan tahun sebelumnya, data di tahun ini berupa secara signifikan. Bahkan hampir 50 persen warga kita yang seharusnya mendapatkan bantuan tersebut, namanya tidak terdata sebagai penerima bantuan.

Namun sebaliknya, warga yang merupakan pensiunan Abri, ASN, tauke, maupun orang-orang yang kita nilai mampu, terdata sebagai penerima. Dimana kabarnya, pendataan kali ini tidak melalui data Kemensos," ujar Barlian.

Karena itu diungkapkan Barlian, ada sekitar 70 warga di Kelurahan Jalan Baru yang namanya tidak terdata, namun diupayakan tetap mendapat bantuan beras.

Dengan cara mengalihkan bantuan untuk orang yang mampu, ataupun yang sudah meninggal dan sudah pindah domisili kepada yang kurang mampu.

Akan tetapi meski demikian, masih banyak warga tidak mampu yang belum bisa merasakan bantuan beras tersebut, karena pendataan yang semrawut.

"Kami sangat menyayangkan, dari 200an penerima bantuan beras yang terdata. Hampir 50 persen bisa dikatakan tidak tepat sasaran. Untuk itu kami berharap, nama-nama yang kami tambahkan sebagai pengganti ini, bisa dimasukkan dalam penerima bantuan tetap.

Karena kami tahu betul mana warga kami yang mampu dan tidak mampu, mana yang membutuhkan dan tidak terlalu butuh," ungkapnya.

Tag
Share