BACAKORANCURUP.COM - Pernakah kalian mendengar, Nabi Sulaiman dikenal sebagai raja yang kaya raya. Para ilmuwan arkeologi kini mengungkap apa sumber kekayaannya, ternyata bukan emas!
Penemuan arkeologi mengungkap tambang kuno di Lembah Timna, Israel Selatan. Temuan ini mengungkap salah satu sumber kekayaan Nabi Sulaiman, yang memerintah sekitar 3.000 tahun lalu.
Nabi Sulaiman, yang juga dikenal sebagai Salomo dalam bahasa Ibrani, adalah putra Nabi Daud dan raja ketiga Kerajaan Israel setelah Saul dan Daud.
Selain dikenal sebagai pemimpin bijaksana, ia juga membangun Baitul Maqdis yang menjadi pusat spiritual dan budaya.
BACA JUGA:Musim Hujan Malah Terserang Flu Batuk ? Ikuti Tips Minuman Herbal Ini Ala Ustaz Zaidul Akbar
BACA JUGA:Ustaz Zaidul Akbar Ungkap Dahsyatnya Khasiat Semangka Bagi Kesehatan Tubuh
Kekayaannya yang luar biasa, termasuk sumber daya dari tambang tembaga di Lembah Timna, menambah aura legendarisnya.
Tambang yang ditemukan para arkeolog tersebut, diyakini memainkan peran penting dalam memproduksi tembaga, logam yang sangat bernilai pada zamannya, sekaligus menjadi bukti inovasi manusia di era itu.
Ekskavasi di Lembah Timna dimulai pada tahun 1964. Para arkeolog menemukan jaringan terowongan kompleks yang diyakini digali oleh pekerja di bawah kepemimpinan Nabi Sulaiman. Tambang yang dikenal sebagai 'Tambang Raja Sulaiman' ini terletak di Gurun Negev, Israel Selatan, dan menjadi pusat pengolahan bijih tembaga kuno.
Profesor Erez Ben-Yosef dari Universitas Tel Aviv mengungkapkan, bahwa tambang ini mengalami puncak produksi selama pemerintahan Nabi Sulaiman. Menariknya, tambang ini tidak menghasilkan emas atau perak, tetapi bijih tembaga, logam yang sangat mahal pada masa itu.
"Semua limbah ampas bijih hitam yang kami temukan merupakan sisa dari proses peleburan. Ini adalah bukti penting untuk produksi tembaga skala besar di Timna," jelas Prof. Ben-Yosef.
Pada era kuno, tembaga menjadi komoditas paling berharga. Dr. Mohammad Najjar dari 'Friends of Archaeology of Jordan' menyatakan bahwa status tembaga saat itu serupa dengan minyak bumi dalam peradaban modern.
"Manusia zaman itu tidak bisa melakukan apa-apa tanpa tembaga, seperti kita sekarang yang bergantung pada minyak bumi," katanya.
Tembaga adalah kunci dalam revolusi teknologi pada masa itu. Dengan teknik peleburan yang membutuhkan suhu hingga 1.000 derajat Celsius, logam ini diolah menjadi alat, senjata, dan berbagai kebutuhan manusia. Dr. Najjar menggambarkan proses ini sebagai 'lompatan kuantum' dalam sejarah manusia.
Penemuan di Lembah Timna bukan hanya mengungkap sumber kekayaan Nabi Sulaiman, tetapi juga menggambarkan pentingnya tembaga dalam membentuk peradaban.