Bukan Cuma Makan Banyak, Ini Alasan Berat Badan Naik Secara Tiba-Tiba !

IST Makan bukan menjadi satu-satunya alasan kenaikan berat badan--
BACAKORANCURUP.COM - Selama ini kita sering mengira bahwa penyebab utama kenaikan berat badan adalah karena terlalu banyak makan.
Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kenyataannya tidak sesederhana itu. Peneliti dari Loughborough University menyoroti satu faktor penting yang sering terlupakan yaitu ketidakstabilan dalam gaya hidup.
Kita cenderung menganggap penambahan berat badan terjadi secara bertahap, seperti kelebihan kalori sedikit demi sedikit setiap hari.
Tapi menurut Arthur Daw dan tim penelitinya, peningkatan berat badan justru sering terjadi dalam lompatan-lompatan kecil yang berkaitan dengan perubahan hidup atau tekanan tertentu.
BACA JUGA:Mau Cek Plat Nomor Kendaraan ? Gunakan Cara Online Ini, Tak Perlu ke Samsat !
BACA JUGA:Hari Kartini Diperingati Setiap Tanggal 21 April, Ternyata Ini Alasannya !
Misalnya, stres karena menghadapi ujian, pindahan, menjadi orang tua baru, atau momen-momen spesial seperti liburan dan perayaan besar seperti Lebaran atau Natal. Semua situasi tersebut dapat mengganggu pola makan dan aktivitas fisik kita, yang kemudian berimbas pada berat badan.
“Gaya hidup yang tidak stabil bisa menjadi faktor risiko utama dalam penumpukan lemak tubuh. Ini perlu menjadi perhatian dalam upaya pencegahan obesitas,” jelas Daw.
Dengan bantuan teknologi seperti Fitbit, kini kita bisa melihat pola berat badan dan aktivitas secara lebih rinci. Peneliti menemukan bahwa kenaikan berat badan tidak terjadi secara merata, tetapi cenderung meningkat setelah periode yang penuh tekanan atau gangguan, baik secara fisik, emosional, maupun sosial.
Salah satu riset bahkan mengungkap bahwa hanya lima hari mengonsumsi junk food sudah cukup untuk memicu reaksi dalam tubuh yang mempercepat penimbunan lemak.
Stres ternyata tidak hanya berdampak pada mental, tetapi juga bisa memengaruhi tubuh dalam menyimpan lemak. Saat mengalami stres, tubuh menghasilkan hormon kortisol yang dapat menurunkan fungsi metabolisme dan memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi gula.
Jika dulu reaksi ini membantu manusia bertahan di masa sulit, sekarang justru membuat kita makan berlebihan saat menghadapi tekanan hidup modern.
Tim peneliti menyarankan agar strategi menjaga berat badan tidak hanya berfokus pada diet dan olahraga, tapi juga memahami momen-momen rentan yang bisa menyebabkan berat badan melonjak.
Teknologi dan kecerdasan buatan pun bisa dimanfaatkan untuk mengenali saat-saat di mana seseorang mulai keluar dari pola hidup sehat akibat stres atau perubahan rutinitas.